Sepele Namun Fatal...Selamat Jalan Keona
Oleh : ALIFIAH AZZAHRA | Pada : 21 Juni 2024 | Dilihat Sebanyak 47 Kali
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, perkenalkan nama saya Alifiah Azzahra dengan NIM C011211158. Pada P2KD ini saya didampingi oleh dr Ratu Intania. Ibu yang saya dampingi bernama Ibu Reni Runa. Selama P2KD ini saya mendambingi ibu Reni kurang lebih sebanyak 5 kali.
Kunjungan 1
Pertama kali saya berjumpa ibu Reni pada tanggal 20 Maret 2024, saat itu kandungan ibu Reni berusia 7 bulan. Pertemuan tersebut diisi dengan pengenalan serta tujuan dari program pendampingan atau program P2KD ini. Kehamilan ibu Reni ini merupakan kehamilan pertama sehingga sangat antusias dengan kehamilannya ini
Kunjungan 2
Pada kunjungan ke-2 saya mengantar ibu Reni untuk memeriksakan kehamilannya di posyandu Tamalanrea. Saat itu saya juga sempat berbincang dengan bidan yang menangani ibu Reni. Ibu bidan mengatakan bahwa pada kunjungan kehamilan pada bulan sebelumnya berat ibu Reni kurang sehingga ibu Reni diberi susu untuk meningkatkan BBnya. Pemeriksaan yang dilakukan di posyandu terdiri atas pemeriksaan BB, Lila, Tensi dan DJJ dengan Doppler. Semua hasilnya normal, untuk DJJ saat itu sedikit tinggi karena terdengar sang bayi menendang dengan aktifnya
Kunjungan 3
Pada kunjungan ke-3 ini saya mengunjungi ibu Reni dirumahnya dan menanyakan terkait perkiraan kelahiran bayinya yaitu tanggal 15 Mei 2024 serta mengedukasi ibu Reni untuk menjaga asupan makan dan menjaga hygiene.
Kunjungan 4
Saya melakukan follow-up pada 15 dan 16 Mei pada ibu Reni mengingat perkiraan kelahiran bayinya sudah tiba. Namun, beberapa hari kemudian saya mendapat kabar bahwa bayi ibu Reni meninggal dunia beberapa saat setelah dilahirkan.
Kunjungan 5
Pada kunjungan ini saya mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya bayi ibu Reni. Terlebih dahulu saya menanyakan kabar ibu Reni, alhamdulillah ibu Reni dalam keadaan sehat. Saya pun menanyakan terkait nifas ibu Reni, ibu Reni mengatakan darah yang keluar sudah tidak terlalu banyak, saya juga menanyakan terkait ASI dan payudara ibu Reni mengingat ibu Reni tidak menyusui karena bayinya wafat, ibu reni mengatakan bahwa dokter telah memberikan obat agar ASI ibu reni mengering atau tidak keluar sehingga tidak menimbulkan masalah misalnya mastitis.
Kemudian saya menanyakan terkait apa yang terjadi selama proses kelahiran bayi ibu Reni karena selama saya mendampingi ibu Reni semua hasil pemeriksaannya normal, tidak terdapat kelainan sama sekali pada janin. Ibu Reni bercerita bahwa pada tanggal 16 Mei malam hari sekitar jam 11 ibu Reni dibawa ke salah satu klinik bersalin di dekat rumahnya. Pada saat tiba pembukaan telah mencapai pembukaan 4, pada jam 6 pagi keesokan harinya yaitu tanggal 17 Mei, bu Reni melahirkan dengan normal, namun bayinya tidak menangis sehingga bayi tersebut dibawa ke ruang NICU. Kurang lebih 2 jam kemudian bayi bu Reni dinyatakan wafat. Menurut bidan Penyebab kematian akibat tertutupnya jalan napas oleh lendir.
Sebagai calon dokter yang mendampingi bu Reni tentunya saya mendengarkan dengan baik keluhan yang dirasakan ibu Reni dan menjadikan hal tersebut sebagai pembelajaran agar tidak terulang kejadian seperti ini, keluhannya antara lain
- Bayinya tidak segera ditangani di tempat, seperti melakukan sedot lendir untuk membuka jalan napas dan sebagainya, serta jarak ruang NICU yang jauh menyebabkan keterlambatan penanganan bayi bu Reni.
- Ibu Reni merasakan sakit perut yang luar biasa 2 hari setelah melahirkan, setelah saya tanyakan lebih lanjut, ibu Reni mengaku bahwa bidan tidak mengorek sisa darah placenta setelah placentanya keluar. Saya menduga hal inilah yang menyebabkan bu Reni sakit perut.